Data Riskesdas 2013 menunjukkan
anak usia 10-14 tahun, usia SMP dan SMA pada laki-laki dan perempuan menunjukan
kurang makan sayur dan buah serta mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti
makanan yang berpenyedap, junkfood atau serba instan. Hal ini menyebabkan
tingginya penyakit hipertensi, Diabetes Melitus dan Penyakit Tidak Menular
(PTM) lainnya.
Data Global School Health Survey (GSHS) 2015 menunjukan bahwa anak usia
sekolah 22,2 % pernah merokok, 11,6 % saat ini masih merokok, 4,4% pernah
mengonsumsi alkohol, hal tersebut menunjukan adanya tantangan kesehatan yaitu
meningkatnya kesenjangan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
Demikian pernyataan yang disampaikan Direktur Kesehatan Keluarga dr. Eni
Gustina, MPH saat menghadiri acara Rakerkesnas 2017 dengan tema Sinergi Pusat
dan Daerah dalam Pelaksanaan Pendekatan Keluarga untuk mewujudkan Indonesia
Sehat, di Hotel Bidakara Jakarta (27/2).
Untuk meningkatkan kondisi kesehatan di lingkungan sekolah diharapkan
pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) dilakukan intenisf dan
berkualitas serta mampu menjangkau seluruh peserta didik di Indonesia. Data
Dapodik Kemendikbud tahun 2016 menunjukan tingginya jumlah peserta didik di
Indonesia yang mencapai 44.308.247 pada jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
Dengan tingginya jumlah peserta didik ini maka usaha kesehatan dapat menjadi
efektif ketika diterapkan di tingkat pendidikan dasar maupun menengah.
'Program UKS mencakup kegiatan aktivitas fisik (peregangan disekolah), sarapan
dengan menu sehat, menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), buku raport
kesehatanku untuk gerakan literasi, pembinaan kantin sekolah dengan menyediakan
menu sehat serta melakukan kegiatan PSN 3M Plus di lingkungan sekolah dan
rumah', ujar Direktur Kesehata Keluarga Kemenkes RI.